Senin, 05 September 2016

DOA PANJANG UMUR

     للَّهُمَّ طَوِّلْ عُمُورَنَا وَصَحِّحْ أَجْسَادَنَا وَنَوِّرْ قُلُوْبَنَا وَثَبِّتْ إِيْمَانَنَا وَأَحْسِنْ أَعْمَالَنَا وَوَسِّعْ أَرْزَقَنَا وَإِلَى الخَيْرِ قَرِّبْنَا وَعَنِ الشَّرِّ اَبْعِدْنَا وَاقْضِ حَوَائِجَنَا فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالۤاخِرَةِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌَ
      ALLAHUMMA THOWWIL UMUURONA, WA SHOHHIH AJSAADANA, WA NAWWIR QULUUBANA, WA SABBIT IIMAANANAA WA AHSIN A'MAALANAA, WA WASSI' ARZAQONAA, WA ILAL KHOIRI QORRIBNAA WA 'ANISY-SYARRI AB'IDNAA, WAQDHI KHAWAA-IJANA FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIRATI INNAKA 'ALAA KULLI SYAI-IN QODIIRUN
      
Ya Allah! Panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu

Minggu, 06 Maret 2016

DI JUAL TOYOTA FORTUNER  type G, Luxury
Transmisi  Automatic (A/T)  
Warna Silver Metalik, 
Tahun Pembuatan 2011,  
Kapasitas Mesin 2700 cc, 
Bahan Bakar Bensin 
Di Jual Murah dengan Harga Rp.268.0000.000,-
Hubungi  0817 999 3313

Jumat, 24 Juni 2011

Kontes Menggambar Kao Internasional II Tentang Lingkungan Dengan Peserta Anak-Anak


Kontes Menggambar Untuk
Kao Internasional II
Tentang Lingkungan
Dengan Peserta Anak-anak

Tema: “eco together”


Silahkan gambar sebuah lukisan dari apa saja yang bisa kita kerjakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelamatkan lingkungan dan bumi yang indah ini, seperti pengurangan penggunaan air yang berlebihan, pengurangan limbah, listrik, penggunaan kembali barang-barang daur ulang, penanaman pohon, konservasi alam, dan kehidupan lingkungan yang harmoni.

Syarat peserta:
Peserta adalah anak yang berusia antara 6 s.d. 15 tahun atau group.

Peraturan lomba gambar:
  1. Gambar harus dibuat di dalam media kertas atau kanvas berukuran A3 (297mm x 420 mm) atau tidak lebih dari 392 mm x 542 mm,
  2. Media yang digunakan bebas: crayon, pensil warna, cat air, cat minyak, atau ukiran. Tidak boleh menggunakan material gambar yang ditempel.
  3. Setiap peserta hanya bisa mengirimkan 1 gambar asli yang belum dipublikasikan di manapun,
  4. Gambar tidak memunculkan/mengidentikkan dengan nama, logo, seseorang, organisasi, perusahaan, atau, merk dagang tertentu secara spesifik, dan juga tidak menghina salah satu SARA.
  5. Mengisi formulir pendaftaran
  6. Gambar dikumpulkan di HR (Deni Sutandi) paling lambat tanggal 12 Agustus 2011 dan akan dikirimkan ke Kao Contest Collection Center secara bersama-sama, kategori gambar yang masuk ditentukan oleh tim juri,
  7. Pemenang akan diumumkan akhir November 2011. Pemenang akan diberi informasi, dan juga diumumkan di website Kao
  8. Biaya pengurusan passport dan visa untuk pemenang lomba ditanggung oleh peserta, panatia hanya akan membiayai tiket pesawat dan akomodasi selama di Tokyo.
  9. Segala hak cipta dan rekam gambar yang masuk ke panitia, menjadi milik sponsor.
  10. Keputusan panitia tidak bisa diganggu gugat.

Hadiah:
  1. Kategori “eco together”-Planet Earth Grand Prix, untuk 1 (satu) pemenang berupa plakat dan hadiah supplement berupa 1 (satu) set hadiah kamera digital dan benda benda seni.
  2. Kategori “eco together”-Hadiah Kao, untuk 6 (enam) pemenang berupa plakat dan hadiah supplement sebuah kamera digital.
  3. Kategori Eco Friend untuk 20 (dua puluh) pemenang berupa sertifikat dan hadiah supplement 1 (satu) set benda seni atau alat-alat tulis.
  4. Kategori Group untuk 3 (tiga) group pemenang berupa sertifikat dan hadiah supplement 1 (satu) set benda seni dan alat-alat tulis senilai USD 300
  5. 1 (satu) set produk-produk Kao akan dihadiahkan sebagai hiburan, tergantung pada setiap kategori.
  6. Pemenang pada kategori “eco together”-Planet Earth Grand Prix, dan “eco together”-Hadiah Kao akan diundang bersama orang tuanya (1 orang) untuk hadir pada upacara penganugrahan yang akan diadakan pada tanggal 17 Desember 2011
  7. Pemenang kategori group adalah masing-masing pemenang group dari kelompok SD, SMP, dan sekolah seni (@ 1 group pemenang)
  8. Hadiah untuk kategori Eco Friend akan dikirim ke masing-masing peserta pemenang.

• Deadline
Entries must be received by midnight on Friday September 16, 2011 (JST).

• Kao International Environment Painting Contest for Children Office
- Address: 5F Mita-Hillcrest, 4-15-35 Mita, Minato-ku, Tokyo 108-0073, JAPAN
- Tel: +81-3-5442-3161 *10 am to 5 pm, except weekends and holidays (JST)
- Fax: +81-3-5442-3431
- E-mail: kao.contest@fgpe.net

Rabu, 22 Juni 2011

Humor Kong Hary vs Turis Bule asal Germany

Orang Bule baru sampe dari  Germany mendarat di Cengkareng setelah beristirahat nginep sejenak di Cawang di rumah Kong Hari kemudian mau jalan-jalan.. nah dianterin deh ame Kong Hary naik Mobil Fortuner  (Biar Nok Shelly Ngiri dah… ha ha ha)

Bule Germany : Mr. Hary would you please bring me around the city of  Jakarta….!
Kong Hary: Ok mister my pleasure ….

Kong Hary ajak di Masuk Tol Jalan Layang
Bule Germany: How long has this Tol Road been built?
Kong Hary: 1 Year mister!
Bule Germany: Too long kalo cuman dinegaraku a month ... (sneered)
Kong Hary: ..!??????

Kong Hary  Lanjut bawa tuh Mobil Fortuner nyang isi Bule sombong lewatin Gedung Hotel Indonesia
Bule Germany: How about that … how long it has been built?
Kong Hary: 2 year mister!
Bule Germany: too long dinegaraku cuman 2 months

Kong Hary Mulai kesel…. Langsung tancap ke Monas… kali ini Bule Jelek itu nanya untuk yang ketiga kalinye….. sambil gaya… rade-rade sombong dan arogant

Bule Germany: How about this Monument…. How Long it has been built?
Kong Hary kaga kalah arrogant langsung menjawab
Wow… Amazing … I know exactly that yesterday .. I had never ever saw this monument here Sir …. I think it has just been built!
Bule Germany: Ha ............###****!!!!!!????????????

Selasa, 21 Juni 2011

Humor Supir Betawi Bawa Penumpang Bule

Ini kejadian beneran di tempat kerjaannye Ipar Gue si "Simon" yang profesinye Supir di perusahaan Rental ANJ (Family Rental Car) yang kebetulan punya temen seprofesi Supir namanye "Amsori " (kebetulan asli anak betawi)....
Suatu hari si "Amsori" dapet tugas dari perusahaannye untuk bawa bule...
Pas bulenye masuk mobil ... sambil duduk bulenye tanya...
"What is your name...?"
dijawab sama temen gue
"Amsori ... Sirs...!!!"
Bule langsung kira die kagak ngarti pertanyaannye....
Langsung die jawab...
"OK ... Its.. Oke....."
Terus die lanjut tanya lagi..
"What is your name...?"
"Amsori ... Sirs...!!!"
Wah masih budeg kayaknye nih supir....
"OK ... Its.. Oke.....its Oke"
Terus die lanjut tanya lagi..
"So...what is your name...?"
Si Amsori baru sadar kalau ada salah paham... baru die jawab
"My name is Amsori Sir..."
si bule langsung ngakakak..... wakakakakak....

Rabu, 08 Juni 2011

WASPADA DAN HINDARI CALO TANAH DI DAERAH SERANG


News / Rubrik / Serang raya


Jangan Jual Tanah Kepada Calo
By redaksi
Sabtu, 05-Mei-2007, 06:43:31 87 clicks  


SERANG – Bukti kepemilikan terakhir menjadi dasar bagi Tim Sembilan atau Panitia Pengadaan Lahan Pemkab Serang 


dalam pembebasan tanah yang akan dijadikan lahan Tempat Pembuangan Sampah Akhir-Reusable Sanitary Landfill (TPSA-RSL) Bojong Menteng, Kecamatan Tunjung Teja. Karena itu, warga diimbau jangan menjual tanahnya kepada calo.
Diketahui, tahun ini Pemkab Serang merencanakan pembebasan lahan seluas 30 hektar untuk pembangunan TPSA-RSL Bojong Menteng. Keseriusan itu dengan dianggarkannya dana pembebasan lahan pada APBD 2007 senilai Rp 30 miliar, menyusul adanya batas waktu dari Bank Dunia untuk penyediaan lahan hingga akhir tahun ini.
Namun, rencana pembangunan TPSA-RSL Bojong Menteng tahap awal seluas 45 hektar yang didanai Bank Dunia Rp 90 miliar tidak berjalan lancer karena ada penolakan dari sejumlah elemen masyarakat Kecamatan Tunjung Teja.
Terkait penerbitan SK Bupati Serang Nomor 954/Kep.167-Huk/2004 tentang Penetapan Lokasi TPSA Bojong Menteng (era Bupati Bunyamin), masyarakat menduga ada manipulasi dan tanpa melalui sosialisasi. Sehingga memunculkan spekulan tanah yang disinyalir oknum anggota DPRD Serang, bahkan mengakibatkan konflik di masyarakat.
Menyoal itu, Pemkab Serang tampaknya tetap berencana melangsungkan pembangunan TPSA-RSL Bojong Menteng. Kendati tahapan dalam proses pembebasan lahan belum dilaksanakan. “Pembebasan lahan dimulai tahun 2006 dengan nilai Rp 1 miliar. Bukti kepemilikan tanah terakhir kita jadikan dasar untuk membebaskan lahan masyarakat dengan cara musyawarah. Saya imbau kepada masyarakat untuk tidak menjual tanahnya kepada orang lain,” tegas Ismanto Ismail, Ketua Panitia Pengadaan Lahan Pemkab Serang, Jumat (4/5).
Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan dan Prasarana Wilayah Bappeda Serang Farchi Fathoni membenarkan tudingan masyarakat itu. Ia khawatir, aksi penolakan sejumlah elemen masyarakat yang dipicu dugaan spekulan tanah dari oknum anggota DPRD Serang itu menjadi bola salju.
Ia berharap Panitia Pengadaan Lahan segera menyelesaikan tugasnya. “Sayang jika program ini gagal. Untuk mendapatkan bantuan Bank Dunia itu tidak mudah. Kita harus bersaing dengan kabupaten/kota lain,” tukas Farchi. (don)


News / Rubrik / Serang raya


Hindari Calo Tanah Proyek Interchange
By redaksi
Rabu, 17-Maret-2010, 07:48:25 129 clicks  



SERANG - Demi kelancaran pembangunan proyek interchange di Desa Julang, Kecamatan Cikande, Pemkab selaku panitia pembebasan lahan diminta untuk mewaspadai dan menghindari para calo tanah karena dikhawatirkan akan menimbulkan masalah. 



Wakil Ketua Badan Anggaran (Banang) DPRD Kabupaten Serang Purbo Asmoro mengingatkan, Pemkab sebagai pelaksana teknis harus menjadikan kasus hukum pembebasan lahan interchange yang terjadi beberapa tahun lalu sebagai pelajaran agar tidak terulang kembali. “Tertundanya pembangunan interchange salah satunya adalah karena urusan pembebasan lahan. Jadi, ini mesti menjadi pelajaran kita semua,” kata Purbo, Senin (15/3).
Untuk itu, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini meminta Pemkab bersikap terbuka dalam pengerjaan proyek tersebut. “Mulai dari pembebasan lahan, jumlah alokasi anggaran, proses tender dan lainnya harus transparan supaya publik bisa turut serta mengawasi,” katanya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Serang Lalu Atharussalam Rais mengatakan, pihaknya setuju apabila dalam pengerjaan proyek transparan. “Prinsipnya kita menginginkan kelanjutan proyek ini berjalan sesuai aturan, sehingga tidak menjadi persoalan di kemudian hari,” kata Lalu.
Menurutnya, proyek interchange merupakan salah satu program yang diprioritaskan, mengingat keberadaannya dibutuhkan masyarakat. “Kita harapkan pembebasan tidak menemui hambatan,” katanya.
Seperti diketahui, proyek interchange yang sempat tertunda akibat tersangkut kasus hukum yang melibatkan sejumlah pejabat Pemkab Serang, akan dilanjutkan mulai tahun ini. Dana senilai Rp 8 miliar yang berasal dari bantuan Pemprov Rp 5 miliar dan APBD Kabupaten Serang Rp 3 miliar telah disiapkan untuk pembebasan lahan seluas lima hektare. (kar)



News / Rubrik / Serang raya


Calo Tanah Bayangi Warga Glingseng
By redaksi
Rabu, 18-Februari-2009, 07:51:53 128 clicks  


PT IKPP Akan Dipertemukan Dengan Warga


SERANG - Warga Desa Glingseng, Kecamatan Kragilan, yang lokasi permukimannya berada di tengah-tengah kawasan PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP), dibayangi para calo tanah.
Menurut Sukari, saat diundang Komisi A DPRD Kabupaten Serang, Selasa (17/2), warga pada dasarnya siap menjual tanahnya ke perusahaan. Namun, sampai saat ini yang datang hanyalah pihak ketiga dan belum ada kesepakatan soal harga tanah itu sendiri. “Yang datang ke kami selalu pihak ketiga atau calo tanah, dan ini tidak akan menyelesaikan masalah,” kata Sukari di depan para wakil rakyat.
Dikatakan oleh Sukari, warga sepakat jika Pemkab dan DPRD yang memfasilitasi soal pembebasan lahan tersebut. Langkah ini untuk menghindari pihak ketiga yang tidak jelas keberadaanya.“Kami juga ingin agar perusahaan membayar tanah sesuai dengan keinginan warga,” katanya.
Sa’adah, warga lainnya, berharap persoalan pembebasan lahan segera diselesaikan sehingga tidak berkepanjangan.
“Pada prinsipnya kami siap menjual tanah tapi harga tanahnya juga sesuai dan tanpa ada campur tangan para calo,” ungkapnya.
Menanggapi keinginan warga, Ubaidillah Kabier, anggota DPRD Kabupaten Serang yang menemui warga saat itu, mengatakan, pihaknya akan memfasilitasi pertemuan antara perusahaan dengan warga. “Kami hanya memiliki keinginan agar masalah ini cepat selesai, untuk itu dalam waktu dekat ini pertemuan gabungan akan kita lakukan,” ungkapnya.
Seperti diketahui, konflik antara perusahaan dengan warga Glingseng terkait pembebasan lahan sampai saat ini belum selesai. Meskipun berulang kali melakukan pertemuan tapi tidak membuahkan hasil. (kar)



Top News Banten
Tanah Pemkab Serang Dikuasai 'Calo'SERANG –

Rencana pembangunan pusat pemerintahan Kabupaten (Puspemkab) Serang yang akan dibangun di Desa Kaserangan, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang bakal menuai masalah. Pasalnya tanah tersebut banyak dikuasai calo-calo tanah untuk kepentingan pihak swasta.

"Kurang lebih 80 persen tanah msyarakat desa Kaserangan sudah dikuasai pihak swasta, sudah dibeli pihak perusahaan semua, sisanya yang hanya sedikit milik masyarakat," kata Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Desa Kaserangan, Kecamatan Ciruas, Sukriyadi.

Sukriyadi mengatakan, perusahaan-perusahaan tersebut memborong tanah masyarakat sekitar tahun 1990-an untuk kepentingan usaha mereka. "Sebagian besar belum digunakan. Masih merupakan tanah lapang," katanya seraya mengatakan bahwa total tanah di Desa Kaserangan mencapai 360 hektar. Sukriyadi mengaku sudah mendengar bahwa di Desa Kaserangan akan dibangun Puspemkab Serang. Tetapi detailnya kapan ia belum mengetahui.

"Kalau Pak Kepala Desa mungkin lebih tahu. Tapi kalau ada pembebasan tanah ya masyarakat sini tanahnya sudah sedikit. Paling untuk rumah dan halaman saja. Yang besar perusahaan," tuturnya. Ia mengatakan, ada sembilan pabrik yang beroperasi di Desa Kaserangan yakni PT Kolonina, PT Staedler, PT Murni Mapan Mandiri, PT Ceemtaek, PT Pakan Ternak, PT Yoshin Indonesia, PT BAE dan PT Wongdo. "Masih ada beberapa perusahaan lain yang sudah membeli lahan tetapi belum mendirikan pabrik," kata Sukriyadi.

Sukriyadi menyatakan, tidak ada peningkatan aktivitas jual beli tanah meski desanya gencar disebut-sebut bakal menjadi puspemkab. "Tidak ada, wong tidak ada yang dijual. Kami juga tidak tahu apakah puspemkab itu benar-benar di desa kami atau bukan," katanya.

Camat Ciruas, Rudi Suhartanto membenarkan jika tanah di Desa Keserangan sebagian besar dikuasai para pengusaha. Selain Keserangan, Desa Beberan juga kini sebagian besar sudah dimiliki pengusaha. Dikuasainya tanah di dua desa tersebut, kata dia, dikarenakan dua desa itu masuk dalam kawasan industri.

"Tapi secara umum di Kecamatan Ciruas sebagian besar masih milik warga, bukan pengusaha," ujarnya. (JAY/JNA)










Radar Banten News / Rubrik / Metro Cilegon
Calo Tanah JLS Gentayangan 
By redaksi  Rabu, 25-Mei-2011, 09:55:08

CILEGON - Adanya rencana pemindahan tem­pat hiburan ke Jalan Lingkar Selatan (JLS) menarik perhatian para calo tanah. Me­reka sibuk melobi para pengusaha tem­pat hiburan malam guna menawarkan ta­nah-tanah di sepanjang jalan alternatif ter­sebut.


Ketua Asosiasi Pengusaha Seni dan Hibur­an Cilegon (Apshigo) Hairon Hanafiah me­ngaku, sejumlah calo rajin men­g­hubunginya. Bahkan beberapa dari mereka tak segan-segan menelepon hingga dini hari. “Sudah dua hari ini saya dihubungi te­rus. Kurang lebih tiga orang, teleponnya sampai jam empat subuh,” katanya, kemarin.
Ia ditawari sejumlah tanah di JLS. Mulai dari Citangkil, Cilegon, dan Cibeber. Harganya bervariasi, di kawasan Citangkil dan Cilegon ia ditawari tanah dengan harga Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per meter. Sementara di Cibeber harganya hingga Rp 1 juta. “Kebanyakan dari mereka me­nawar­­kan JLS kawasan tengah. Tam­pak­nya tanah itu tidak di pinggir jalan karena murah. Kalau saya terima, pastinya ha­rus merogoh uang lebih untuk mem­bangun akses jalan,” ungkapnya.
Namun ia mengaku tak tertarik untuk membeli tanah saat ini. Ini lantaran belum jelasnya rencana pemindahan tempat hi­buran, baik waktu maupun lokasi pe­min­da­han­nya. “Kami juga diimbau untuk se­gera konsultasi dengan Dinas Tata Kota untuk mencari tahu wilayah mana saja sebenarnya yang akan digunakan sebagai lokasi tempat hiburan. Lagipula Pemkot belum melakukan keputusan resmi, sebab kajiannya pun belum dilakukan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tata Kota Akmal Firmansyah mengatakan, hingga kini pihaknya belum menentukan lokasi yang akan menjadi pusat tempat-tempat hiburan di JLS. “Keputusan harus melalui kajian dulu. Sedangkan tim pengkajinya saja belum dibentuk. Artinya kita belum menentukan lokasinya di mana, jadi percuma kalau ada pengusaha hiburan yang mau beli tanah sekarang,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil DPRD Cile­gon Hasbudin mengatakan, pihaknya saat ini masih terus membahas poin-poin penting da­­lam perda hiburan. “Kami akan mendorong agar jumlah tempat hiburan dibatasi, juga jenisnya. Ini untuk menghindari sebutan Cilegon sebagai tempat hiburan. Termasuk jangan sam­pai Pemkot dibilang meng­halalkan perbuatan haram,” kata Hasbudin.
Menurutnya, lokasi tempat hi­buran nanti harus jauh dari pe­mukiman. Ia menyarankan Pemkot membuat landasan hu­kum yang isinya mencegah tem­pat hiburan melebar dari lokasi yang ditentukan. “Takutnya nanti banyak tempat-tempat hiburan lain di sekitar lokasi, akhirnya menjadi dekat dengan masyarakat. Itu jangan sampai terjadi karena akan menimbulkan gejolak masya­rakat,” katanya. (quy/del/ndu)
Radar Banten : http://www.radarbanten.com
Online version: http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=65786 

Maraknya Calo Tanah
Keresahan Membayangi Waduk Karian
06/06/2009 01:07 | oleh redaksi
None

Oleh: Marwan Azis dan Eko Maryadi

DEMI menciptakan pasokan air baku untuk warga kota, 2000 hektar lahan pemukiman dan kawasan pertanian di Kabupaten Lebak akan ditenggelamkan. Sekitar 4000 warga di empat kecamatan akan tergusur. Minimnya sosialisasi dari pemerintah membuat desas-desus berseliweran diikuti maraknya calo tanah.

Damai tapi resah, itulah gambaran umum Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Sungai Ciberang yang melintas di kecamatan itu masih mengalirkan airnya bagi warga. Berbagai kegiatan masyarakat seperti mandi, mencuci, dan mendulang air minum masih berlangsung tanpa gangguan. Sekelompok anak berenang, sementara warga lainnya memancing. Di bagian sungai yang dangkal beberapa warga mencuci angkot dan sepeda motor. Sementara para penambang pasir menggali dan mengangkut pasir ke sampan kayu mereka.

Suasana seperti tadi pada masa mendatang mungkin akan lenyap. Bahkan tempat mencuci dan mandi warga bisa jadi berubah menjadi kolam raksasa. Itulah Waduk Karian, sebuah proyek mega yang akan menenggelamkan kecamatan Sajira di Kabupaten Lebak. Sungai Ciberang yang memiliki lebar 40 hingga 50 meter dan kedalaman antara 1 sampai 20 meter menjadi pendukung utama waduk yang akan dibangun. Sajira
adalah wilayah terluas yang terkena dampak proyek Waduk Karian dengan delapan desa yang akan ditenggelamkan. Tiga kecamatan lainnya masing-masing "menyumbang" satu desa untuk pembangunan Waduk Karian.

Rencana pembangunan Waduk Karian sudah dinyatakan oleh Gubernur Propinsi Banten Ratu Atut Chosiyah. Dalam acara syukuran kemenangan pasangan Atut-Masduki awal april 2007 di kantor Bupati Lebak, Gubernur
Banten menyatakan pembangunan Waduk Karian senilai tiga Triliun akan merelokasi 11 desa dan 4 kecamatan di Kabupaten Lebak. Waduk yang direncanakan sejak 1980 ini diharapkan akan rampung pada akhir 2010.

“Insya Allah Waduk Karian di Kabupaten Lebak sudah dapat diresmikan penggunaannya pada 2011. Selain akan menjadi penyedia air untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta, keberadaan waduk ini bisa mengatasi
masalah banjir yang kerap melanda Banten dan ibukota,” ujar Atut seperti dikutip Sinar Harapan. Kawasan yang akan memperoleh prioritas suplai air baku ialah Kabupaten Tangerang, Serang, Cilegon, mungkin
termasuk Jakarta. Selain itu, Waduk Karian dibangun untuk mengendalikan banjir di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung propinsi Banten.

Senada dengan Gubernur Banten, Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya, meyakini dampak positif Waduk Karian bagi warganya, termasuk bagi peningkatan ekonomi masyarakat di sekitar waduk. Mulyadi meminta aparat pemerintah dan warga agar tidak terlibat percaloan dan mewaspadai kehadiran calo tanah yang bisa mengganggu rencana pembangunan.

“Kepada para camat, jika terbukti terlibat percaloan tanah akan saya tindak tegas. Proyek Waduk Karian ini harus sukses demi kemajuan Kabupaten Lebak,” tegas sang Bupati. Mulyadi menjelaskan, warga yang berada di empat kecamatan telah siap dipindahkan kapan saja. Yakni Kecamatan Sajira, Muncang, Cimarga dan Rangkasbitung. Adapun sebelas desa yang warganya akan direlokasi mencakup desa Sukarame, Sukajaya,
Sajira, Sajira Mekar, Tambak, Pajagan, Pasir Tanjung, Mekarsari, Sindangsari, Calung Bungur, dan Sindang Mulya. Bupati Lebak menuturkan, saat ini pembangunan waduk sudah memasuki persiapan pembebasan lahan seluas 1.740 hektar, dengan perincian 1200 hektar berupa pemukiman warga dan 540 hektar merupakan areal pesawahan dan perkebunan.

Proyek Mega Minim Cerita
Rencana di atas kertas ternyata berbeda dengan kondisi di lapangan. Sederet persoalan ternyata masih muncul di sana-sini. Pertama masalah sosialisasi proyek ke lapisan warga terbawah yang sangat minim. Kedua, skema ganti rugi tanah warga yang belum disepakati secara bulat.

Ketiga maraknya percaloan tanah membuat warga resah dan tidak mudah mengambil keputusan. Keempat bentuk kompensasi dari pemerintah terhadap warga korban relokasi masih belum jelas komitmen maupun
jumlahnya.

Tokoh masyarakat Kecamatan Sajira, Haji Samsu (74) mengaku mengetahui rencana pembangunan Waduk Karian dari media massa. "Saya tahunya dari surat kabar. Sejauh ini saya belum pernah ikut acara sosialisasi.
Disini belum pernah ada kegiatan sosialisasi dari pemerintah untuk pembangunan Waduk Karian," ujarnya.

Hal senada disampaikan Rubama SE, warga Desa Sukajaya Kecamatan Sajira. Dikatakan, sejauh ini dirinya belum pernah mengikuti sosialisasi terkait rencana pembangunan proyek mega itu. "Saya belum pernah mengikuti kegiatan sosialisasi apapun. Padahal katanya waktu sosialisasi sudah lewat, dan sekarang sudah memasuki kegiatan inventarisasi lahan yang akan terkena pembangunan Waduk. Ini yang kita sesalkan," ujar Rubama yang juga pengusaha pemilik CV Banten Purnama.

Menanggapi keresahan warga, Kepala Desa Sukarame, Haji Adlani (31) buka suara. Kades yang baru terpilih itu mengaku bingung mengingat posisinya sebagai wakil pemerintah dan pimpinan masyarakat. "Disini
belum apa-apa, sosialisasi belum ada. Calo tanah juga belum kelihatan. Yang ada omongan orang-orang. Warga mulai resah, gimana katanya pak desa. Saya juga bingung, masalahnya saya baru terpilih," kata Adlani
saat ditemui Suara Publik di kantor Desa.

Berbeda dengan warga desa Sukarame dan Sukajaya, Kepala Desa Sajira, Ade Citra Wahyu (38) mengatakan sosialisasi proyek Karian pernah dilakukan di desanya, "Sudah pernah satu kali oleh pemda dan Balai
Besar Cidanau-Ciujung-Ciduran. Tapi hasilnya kurang efektif, karena hanya dilakukan dengan model satu arah," ujar Ade. Maksudnya, sosialisasi itu hanya pihak pemerintah saja yang berbicara di forum, sementara warga hanya mendengarkan saja.

"Itu seperti tahapan pengenalan manfaat bendungan. Modelnya sosialisasi satu arah, tidak ada diskusi," imbuh Pak Kades Sajira. Karena itu, Ade Citra mengharapkan agar Pemerintah Lebak dan pihak pengelola proyek Waduk Karian kembali mengadakan sosialiasi secara lebih detil dan lengkap. "Misalnya bukan saja sisi manfaatnya yang dijelaskan. Tapi juga dampak negatif yang ditimbulkan dari pembangunan waduk, supaya masyarakat siap. Bagaimanapun masyarakat sendiri yang merasakan dampaknya secara langsung."

Ketidakjelasan itu pula yang belakangan ini dimanfaatkan para calo tanah. Mereka berjumlah puluhan dan biasanya berkeliaran dari rumah ke rumah warga, seperti di desa Sukajaya. Banyak dari mereka seolah-olah
seperti membantu, tetapi lebih sering meresahkan.

“Kami bingung, kadang percaya kepada omongan calo-calo itu. Sebab mereka didampingi aparat pemerintah. Ada yang pakai seragam pemda, ada yang datang sendiri. Katanya, kami harus pindah dari sini. Kalau tidak, kami akan ditenggelamkan tanpa ganti rugi,” tutur Syakur, 33, warga Sukajaya. Syakur, menambahkan, para calo itu menawar tanah warga seharga Rp 2.500 sampai Rp 3.000 per meter persegi. Padahal harga pasaran tanah di daerah itu Rp 6.000 sampai Rp 9.000. Sejumlah warga mengaku sejak sebulan terakhir, didatangi para calo sambil meminta Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) milik warga.

“Beberapa orang warga sudah menyerahkan SPPT Pajak sebagai bukti kesepakatan jual-beli tanah. Tapi sudah satu bulan uangnya belum turun. Katanya menunggu dana turun dari pemerintah. Itu benar enggak sih?" tanya Syakur. Sementara itu di lokasi bakal genangan telah terpasang sejumlah patok bertuliskan BPN (Badan Pertanahan Nasional). Patok hijau adalah tanda pembatas daerah yang tergenang air. Sedangkan patok merah sebagai kawasan lokasi pemindahan warga yang terendam air waduk.

Operasi pembebasan lahan di Kecamatan Sajira tampaknya sudah tiba. Lalu siapa mau menjawab keresahan warga?***



Rp 120 Miliar Untuk Lahan Puspemkab Serang
Jumat, 11 Februari 2011
SERANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang pada tahun 2011 ini telah menyiapkan sedikitnya Rp 120 miliar dana APBD-nya untuk biaya pembebasan lahan yang diperuntukan bagi pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten (Puspemkab) seluas 60 hektar. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk membiayai seluruh proses pembebasan lahan, pematangan lahan hingga biaya pembuatan sertifikat tanah.

“Dananya sudah tersedia di APBD 2011. Namun hingga saat ini masih belum bisa digunakan, karena masih ada persoalan teknis dan regulasi yang belum selesai,”ujar Kepala Bagian Perlengkapan Pemkab Serang, Marfudin.

Menurut dia, meski pemerintah dan DPRD Kabupaten Serang telah menetapkan Kecamatan Ciruas sebagai lokasi Puspemkab, namun tetap harus menunggu ketetapan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RT/RW) Kabupaten serang. Sehingga penggunaan uang dan lokasi lahan sesuai dengan peruntukannya serta tidak tumpang tindih dengan kepentingan di luar rencana Puspemkab.

“Karenanya hingga saat ini titik lahan yang ditunjuk untuk lokasi Puspemkab belum bisa ditetapkan. Intinya masih menunggu pengesahan dan penetapan RT/RW,” katanya.

Dia juga menambahkan bahwa besaran harga yang akan disepakati oleh Pemkab untuk membebaskan lahan warga belum ada kepastian resmi. Karena hal ini tergantung dengan negosiasi dan kemampuan keuangan daerah.

Hanya saja, saat ditanya lebih jauh soal harga yang akan ditawarkan pemerintah, Marfudin menyebutkan angkanya berkisar antara Rp 50 ribu hingga Rp 250.000 per meter persegi. “Untuk lebih jelasnya bisa ditanyakan kepada Panitia Sembilan. Namun begitu persoalan harga ini akan muncul setelah pemda melakukan sosialisasi, penetapan lokasi dan negosiasi dengan pemilik tanah,” ujarnya.

Sementara itu Marfudin enggan menjawab pertanyaan siapa-siapa yang nantinya terlibat dalam proses pembebasan lahan tersebut. Begitu juga dengan nama-nama pemilik tanah atau segelintir orang “Calo” yang biasanya muncul pada saat pembebasan lahan. “Saya enggak faham. Yang jelas saya akan melaksanakan kegiatan itu sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,” katanya. (Moel)





Rabu, 23/02/2011 16:20 WIB
Calo Kuburan Lebak Bulus Divonis 8 Tahun Penjara 
Andi Saputra - detikNews




Jakarta - Mahkamah Agung (MA) menghukum calo tanah, Teguh Budiono selama 8 tahun kurungan. Teguh dihukum di tingkat kasasi dalam perkara korupsi pembebasan tanah untuk pemakaman dan pertamanan di bilangan Lebak Bulus, Jaksel.

"Dihukum 8 tahun dan denda Rp 200 juta subsidair 6 bulan penjara," kata anggota Majelis Kasasi, Krisna Harahap saat dikonfirmasi wartawan, Rabu, (23/2/2011).

Krisna menjelaskan, dalam perkara tersebut, negara telah dirugikan sebesar Rp 27.563.520.000 karena penggelembungan harga. Teguh juga diwajibkan membayar uang pengganti Rp 1.450.000.000 dalam jangka waktu 1 bulan.

Perkara tersebut diputuskan majelis hakim yang diketuai Artidjo Alkostar dengan anggota majelis hakim Krisna Harahap dan Syamsul Rakan Chaniago.

Sementara itu, terdakwa lain dalam perkara ini yakni mantan Kepala Sub Bagian Pembinaan Biro Perlengkapan Pemprov DKI Jakarta, Andi Wahab bernasib mujur karena di tingkat Pengadilan Negeri (PN) divonis bebas. Sedangkan jaksanya belum diketahui apakah sudah mengajukan kasasi ke MA atau tidak.

Kasus ini bermula pada 2006 Dinas Pertamanan Propinsi DKI Jakarta, terjadi pembebasan lahan di kawasan Taman Sari, Cilandak Jakarta Selatan. Nilai pembebasan lahan tersebut sebesar Rp 29 miliar sedangkan pemilik tanah mengaku hanya menjual tanah sebesar Rp 500.000 tiap meter perseginya, sementara itu Dinas Pertamanan membeli tanah sebesar Rp 1.032.000 per meter persegi.

Awalnya pemilik tanah menerima pembayaran sama jumlahnya dengan yang dianggarkan Dinas Pertamanan. Sisa kelebihannya dibayarkan pemilik tanah kepada tersangka Andy Wahab sebesar Rp 15 miliar.

(asp/gun)





KISRUH DI MASYARAKAT AKIBAT ULAH CALO TANAH

PT TIRTA INVESTAMA ILEGAL
Juli 16, 2008 at 10:46 am (REPORTASE)

UPDATE PADARINCANG

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Minggu (13/7) malam saya menyempatkan diri untuk pulang kampung. Memenuhi janji dengan Abdul Basyit, koordinator penolakan atas pendirian anak perusahaan PT Tirta Investama (TI). Dari beliau saya mendapatkan kabar jika masyarakat yang dimotori oleh ulama, tokoh pemuda dan mahasiswa terus bergerak melakukan penolakan. Salah satunya adalah dengan melakukan pengumpulan tandatangan warga untuk menolak. “Ini dilakukan karena orang-orang yang pro terhadap perusahaan melakukan gerakan dukungan tanda tangan. Tapi saya yakin mereka dipaksa,” ungkap Basyit. <!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->

Gerakan ini dilakukan oleh pentolan jawara yang dibayar oleh perusahaan. Awalnya jumlah mereka banyak. Bapak saya sendiri ternyata sempat menampung tanah yang digali oleh perusahaan untuk mengurug kebun. Bapak menyatakan permohonan maafnya, karena beliau miskin informasi. Setelah tahu rencana perusahaan dan informasi dari saya bapak langsung menolaknya. Sekarang beliau menjadi tim koordinator pengumpul tandatangan di kampung. Selain bapak, beberapa jawara yang dianggap berpengaruh juga sudah menyatakan dukungan penolakan.

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Rekan-rekan berdasarkan hasil konfirmasi dari beberapa nara sumber dan data-data yang saya baca ternyata izin pendirian PT Tirta Investama (Aqua) menunjukan banyak keganjilan. Pertama soal izin mendirikan bangunan tertera 8 Mei 2008 ditandatangani oleh kepala desa Curugoong H Aolani. Padahal pada masa itu H. Aolani tidak menjabat. Karena sedang menggelar pemilihan kepala desa. Sementara itu 8 Mei 2008 TI sudah melakukan pembangunan. Dan masyarakat protes. Artinya, surat izin dari kepala desa itu dibuat saat ada reaksi dari masyarakat.

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Kedua, izin lokasi yang dikeluarkan oleh Bupati Taufik Nuriman untuk pembangunan TI telah menyalahi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2002-2012. Bahwa Padarincang merupakan sebagai daerah agrowisata.

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Dan seperti yang disampaikan oleh beberapa media, Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) TI belum dikeluarkan oleh DPLH Kabupaten Serang. Padahal TI sudah melakukan pembangunan fisik. Artinya TI sudah melanggar izin, yang izin tersebut juga tidak sesuai dengan RTRW 2002-2012/// (aji)

<!--[if !supportEmptyParas]--><!--[endif]-->

<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->

SEGENAP MASYARAKAT PADARINCANG:

MUI PADARINCANG, FORUM ULAMA TAMBIUL UMAH, LPM PADARINCANG, FORUM UMAT BERSATU, MASYARAKAT PETANI BANTEN, FORUM LINTAS BARAT, HIMPUNAN MAHASISWA PALIMA CINANGKA, HIMPUNAN MAHASISWA SERANG.

<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->

KOORDINATIR (BASYIT/KONTAK PERSON: 081911127433)

DUKUNGAN BISA HUBUNGI NOMOR TERSEBUT

<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->

<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->

<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->

<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->

Permalink 4 Komentar

MOHON BANTUAN, KAMPUNGKU DI OBOK-OBOK
Juli 9, 2008 at 3:54 pm (Artikel)

Senin (7/7) DPRD Serang kembali menggelar rapat kerja membicarakan nasib investasi PT Tirta Investama, anak perusahaan Danone yang membangun pabrik Aqua di Kampung Cirahab Desa Curugoong Kecamatan Padarincang Kabupaten Serang Provinsi Banten. Kalau tak salah menghitung ini adalah kali ketiga DPRD Serang memanggil Eksekutif yang memberikan izin mendirikan bangunan. Jelas, dalam rapat itu juga dibahas tentang penolakan mayoritas warga Kecamatan Padarincang yang menolak pembangunan pabrik Aqua itu yang dianggap merugikan khalayak di Padarincang.

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Warga yang terdiri dari ulama, mahasiswa, tokoh pemuda, pelajar dan forum lurah sudah tiga kali mengadakan audiensi dengan pihak DPRD Serang. Dan secara tegas mereka tidak menerima keberadaan pabrik yang bakal menguras air bawah tanah mereka. Harga Mati: Menolak

<!--[if !supportEmptyParas]-->

SAUDARA SETANAH AIR, PARA PEJUANG LINGKUNGAN, KAWAN-KAWAN WARTAWAN, TEMAN-TEMAN BIROKRAT, YANG SAYA MULYAKAN. TERKAIT DENGAN PENOLAKAN WARGA PADARINCANG INI INGIN RASANYA SAYA BERCERITA SEKILAS TENTANG CIRAHAB

***

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Mata Air Cirahab adalah sebuah berkah buat warga kampung Sukaraja khususnya dan Padarincang umumnya. Ia menjadi mata air yang menjadi sumber penghasilan untuk orang-orang yang berada di lingkungan Cirahab. Saya memanggil kali ini dengan Air Cimami (Karena disitu ada nama yang bernama Mami. Tokoh masyarakat, anak salah satu tokoh di Padarincang).

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Cirahab terletak di kaki Gunung Karang. Gunung yang terbesar di Banten. Lebih dekat lagi dengan Gunung Wangun yang merupakan gugusan Gunung Karang. Dari sebuah sudutnya terdapat mata air yang mengeluarkan air bening dan jernih. Saat saya usia SD hingga SMP ini adalah tempat favorit yang saya kunjungi. Bahkan sampai saat ini masih menjadi tempat kebanggaan saya. Saya sering mengenalkannya kepada kawan-kawan. Airnya yang bening menjadi tempat segar untuk melepaskan dahaga kawan. Rumah saya di Kampung Cisaat, sekitar tiga kilometer ke kampung Cirahab ini. Meskipun begitu saya dan kawan-kawan rela untuk berjalan. Apalagi hari minggu. Sambil olahraga. Itu tidah dilakukan oleh saya tetapi anak-anak kecil dari kampung-kampung yang lain.

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Jika kemarau datang Cirahab adalah berkah buat kami. Warga yang berada di Desa Cipayung, Ciomas, Barugbug, Cisaat, Batukuwung, Curugoong, Cisaat, pasti berbondong-bondong mandi bersama, kemudian mengambil air dengan kokang sebagai oleh-oleh pulang Rumah. Indah rasanya. Tak ada beban

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Saat saya masih kelas lima SD bersama kawan-kawan saya masih sering memanfaatkannya untuk bacakan, makan bersama gaya Banten, di daun dengan sambal dan ikan panggan hasil tangkapan atau ngegogo.

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Namun menginjak Madrasah Tsnawiyah, sekitar 1997-an kondisinya mulai berbeda. Dari sumber utama air Cirahab dibangun sebuah pabrik air minum kemasan. Nama perusahaannya adalah PT NATURAL EKA PERKASA. Warga mulai terganggu, ada percikan kemarahan dari masyarakat. Namun masyarakat membolehkannya karena perusahaan yang konon milik Tomy ini tidak terlampau eksploitatif. Hanya dalam jumlah kecil.

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Saudara setanah air

Yang lebih penting lagi sebenarnya adalah mata air Cirahab ini mengairi lebih dari 4000 hektar sawah yang tersebar di Desa Batuwung, Desa Cipayung, Desa Barugbug. Saya tahu persis. Kebetulan Dari Cirahab ini mengalir ke tempat sawah kakek saya yang letaknya sekitar satu kilo dari mata air Cirahab, persisnya di Kampung Ciwarna. Bersama keluarga, saya sering memakainya untuk mandi jika habis kotor-kotoran di sawah. Artinya air ini menghidupi tanah 4000 hektar yang menjadi sumber penghidupan langsung dari empat desa.

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Namun pihak perusahaan seperti menutup mata. Diberbagai media mereka bilang tidak akan mengganngu pasokan air dengan alasan yang diambil adalah air bawah tanah.

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Parmaningsih, Coorperation Secretary PT Tirta Investama, ketika dimintai tanggapannya soal desakan warga agar pembangunan tidak dilanjutkan, justru mengaku optimis pabrik aqua dapat berdiri di Serang.
Menurut wanita berkacamata ini, terkait kekhawatirkan warga soal ancaman kekeringan beberapa tahun mendatang, Parmaningsih menjelaskan, pihak perusahaan sudah memikirkan hal tersebut. (Radar Banten, 2 Juli 2008)

Mereka juga mengimingi dengan janji lapangan pekerjaan dan kesejahteraan untuk rakyat setempat.

Saya mungkin bodoh untuk persoalan perairan ini. Tapi cobalah tengok

<!--[if !supportEmptyParas]-->

www.inilah.com/berita/2008/01/03/6287/tragedi-sukabumi-duka-di-tengah-limpahan-air-(1)/ -

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Coba juga klik di mesin pencari Google dan ketik akibat kerusakan AQUA.

Sungguh!!! saya tak bisa membayangkannya jika saudara-saudara kami di Padarincang seperti halnya di Sukabumi

<!--[if !supportEmptyParas]--><!--[endif]-->

<!--[if !supportEmptyParas]--><!--[endif]-->

<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->

Karena itulah Saudara Setanah Air,

saya menyampaikan pesan masyarakat Padarincang:

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Masyarakat Padarincang mohon do’a dari kedzoliman

Birokrat, LSM yang nakal, dan para anggota legeslatif yang serakah. Juga dari godaan sesaat RP I Miliar uang yang akan digelontorkan Tirta Investama kepada warga, semoga terhindari dari hasutan segelintir warga Padarincang yang sudah menjadi calo tanah, dan terhindar dari orang-orang yang telah menggadaikan Cirahab. Kepada PT Tirta Investama warga padarincang memohon maaf karena anda harus keluar dari wilayah kami.

<!--[if !supportEmptyParas]--><!--[endif]-->


Kepada Saudara Setanah Air,

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Kami membutuhkan bantuan saudara-saudara. Kepada para aktivis lingkungan dimanapun berada, teman-teman wartawan, pemerintah daerah Serang, DPRD Banten, Gubernur Banten, Menteri Lingkungan Hidup. Dan siapa saja yang memiliki peranana untuk menolaknya. 4000 ribu hektar sawah, yang selama ini menyuplai beras ke Pasar Induk Rau akan kering kerontang. Sawah yang menjadi sumber penghasilan akan terbengkalai. Para petani di lima desa ini hanya akan gigit jari. Dan tentu saja mandi bareng anak-anak riang saya dulu tidak akan ada lagi ceritanya. Karena tak ada lagi air Cirahab yang jernih itu.

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Duhai Tuhan!! Negeri kami sedang di obok-obok.

Mohon Bantuan kawan-kawan. Kami rakyat tak menghendaki. Tapi-tapi tangan-tangan jahil terus mengintai.

<!--[if !supportEmptyParas]-->

www.setiakarya.wordpress.com

<!--[if !supportEmptyParas]-->

Untuk lebih jelasnya

Hubungi

Abdul Basyit (Koordinator)

081911127433

<!--[if !supportEmptyParas]-->

MUI PADARINCANG, FORUM LINTAS BARAT, LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM) KECAMATAN PADARINCANG, FORUM PEDULI LINGKUNGAN, FORUM KOMUNIKASI KEPALA DESA (FKKD) PADARINCANG, MAPALA UNTIRTA, HIMPUNAN MAHASISWA SERANG (HAMAS), MAPALA IAIN, BEM UNTIRTA.

<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->





SBY: Waspadai calo tanah yang gentayangan
Sektor Riil | January 15, 2010 at 11:41
--------------------------------------------------------------------------------
JAKARTA (Bisnis.com): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk mewaspadai calo tanah yang merugikan masyarakat dan menghambat pembangunan sejumlah infastruktur di dalam negeri.

Pemerintah memantau masih terjadi penyusupan aksi para calo tanah yang menyebabkan terhambatnya pembangunan infrastruktur untuk kepentingan masyarakat seperti pembangunan bandara, pelabuhan, jalan sarana dan rumah sakit, akibat mematok ganti rugi tanah yang sangat tinggi pada pemerintah,sehingga semuanya tidak dapat dikerjakan.

“Waspadai calo-calo tanah. Calo tanah seolah-olah menolong rakyat. Tidak. Dia [calo tanah] menolong dirinya sendiri. Kalau ada proyek macet, calo tanah bergentayangan, rakyat rugi, negara rugi. Calo tanah menumpuk rejeki yang berlebihan,” katanya saat peresmian program strategis pertanahan untuk keadilan dan kesejahteraan di Pantai Marunda, Cilincing, hari ini.

Kepala BPN Joyo Winoto mengatakan saat ini pihaknya terus memberi kemudahan, kepastian batas waktu penyelesaian pelayanan, serta ketentuan biaya yang transparan diharapkan akan terus mempersempit gerak calo tanah, yang mengurus surat tanah kepada masyarakat.

Di samping itu, BPN juga telah membentuk kantor pertanahan bergerak Larasita yang juga mempermudah masyarakat yang jauh dari perkotaan untuk mengurus surat tanahnya, seperti sertifikat. Larasita mendatangi masyarakat di pelosok daerah dengan armada mobil dan kapal motor.

“Dengan kantor pertanahan bergerak, masyarakat yang jauh dari kota dapat dilayani urusan pertanahan tanpa harus repot datang ke kota, dan tanpa perlu calo lagi,” kata Joyo.

Saat ini, Larasita telah ada di 150 kantor pertanahan kabupaten/kota, dan ada Larasita kapal motor untuk Kepulauan Seribu.(yn)

Source: Bisnis.com – sektor riil




Panitia IX Diminta Tindak Calo Karian
Senin, 17 Januari 2011
RANGKASBITUNG – Komisi A DPRD Lebak meminta  panitia sembilan pembebasan lahan waduk karian untuk  menindak tegas para calo tanah, terkait rencana pembebasan lahan mega proyek waduk karian. Komisi A menilai aksi calo tanah berpeluang muncul dalam pembebasan lahan tersebut.

“Kami mendengar sudah ada aksi pembebasan lahan  di wilayah Sajira. Padahal, sesuai hasil sidak Komisi A, kesejumlah kecamatan masuk kawasan waduk karian menyatakan sampai sekarang belum ada pembebasan lahan,” kata Ketua Komisi A , IipMakmur kepada Wartawan, kemarin.

Selaku komisi yang membidangi pertanahan, kata Iip, upaya pemantauan dan pengawasan pembebasan lahan waduk karian sangat penting dilakukan. Karena  biasanya ketika muncul persoalan pembebasan lahan,  masyarakat pasti mengadu ke DPRD.

Sebagai langkah antisipasi,  Komisi minta pantia sembilan dari pemerintah daerah agar melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan yang akan dibangun waduk karian agar tidak sembarangan menjual lahannya ke pihak ke tiga atau pengusaha.

“Jujur saja,  kami dari komisi A belum pernah diajak koordinasi baik oleh pihak balai besar yang katanya bertanggung jawab atas rencana pembangunan waduk karian itu,  maupun oleh panitia sembilan terkait rencana pembebasan lahan  waduk karian. Tetapi, kami punya hak dan wewenang melaksanakan pengawasan dan pemantauan,”tegasnya.

Terpisah ,  Ketua Umum Keluarga  Mahasiswa Lebak (Kumala), Yana Hendayana Musalev mengatakan pihaknya sudah membentuk tim untuk melaksanakan investigasi ke lapangan terkait rencana pembebasan lahan waduk karian,

“Kami sudah turunkan ke tim  di desa Sajira, karena  di sanalah kami mengendus adanya aksi calo tanah  pembebasan lahan waduk karian,” katanya. (Ep. Yudha)





Rabu, 01 Juni 2011

JAGUNG PIPILAN

BELAJAR MEMBUDIDAYAKAN JAGUNG

Salam pertanian! Tanaman jagung ( Zea mays ) sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Di Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya. Tanaman jagung banyak sekali gunanya, sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan.

Buah jagung muda (putren, Jw) bisa dimanfaatkan sebagai sayuran, bergedel, bakwan, sambel goreng. Jagung tua biasa digunakan sebagai pengganti nasi, marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun, bahan campuran kopi bubuk, biskuit, kue kering, pakan ternak, bahan baku industri bir, industri farmasi, dextrin, perekat, industri textil.

Iklim

Iklim yang dikehendaki oleh tanaman jagung adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat LS.

Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau.

Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.

Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27 derajat C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.

Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.

Tanah

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.

Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat (grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya.

Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH antara 5,6-7,5.

Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.

Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Pembibitan

Persyaratan Benih

Benih yang akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak tercampur benih/varietas lain, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit). Benih yang demikian dapat diperoleh bila menggunakan benih bersertifikat. Pada umumnya benih yang dibutuhkan sangat bergantung pada kesehatan benih, kemurnian benih dan daya tumbuh benih.

Penggunaan benih jagung hibrida biasanya akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Tetapi harga benihnya yang lebih mahal dan hanya dapat digunakan 1 kali turunan dan tersedia dalam jumlah terbatas. Beberapa varietas jagung hibrida untuk dipilih sebagai benih adalah: BISI-1, BISI-2, BISI-16, P1-P22, C-3, Semar 1 dan Semar 2 (semuanya jenis Hibrida).

Penyiapan Benih

Benih dapat diperoleh dari penanaman sendiri yang dipilih dari beberapa tanaman jagung yang sehat pertumbuhannya. Dari tanaman terpilih, diambil yang tongkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat oleh klobot, dan tidak terserang oleh hama penyakit. Tongkol dipetik pada saat lewat fase matang fisiologi dengan ciri: biji sudah mengeras dan sebagian besar daun menguning. Tongkol dikupas dan dikeringkan hingga kering betul. Apabila benih akan disimpan dalam jangka lama, setelah dikeringkan tongkol dibungkus dan disimpan dan disimpan di tempat kering. Dari tongkol yang sudah kering, diambil biji bagian tengah sebagai benih. Biji yang terdapat di bagian ujung dan pangkal tidak digunakan sebagai benih. Daya tumbuh benih harus lebih dari 90%, jika kurang dari itu sebaiknya benih diganti. Benih yang dibutuhkan adalah sebanyak 20-30 kg/ha.

Pengolahan Media Tanam

Persiapan

Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang akan ditanami (calon tempat barisan tanaman) dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Tanah yang keras memerlukan pengolahan yang lebih banyak. Pertama-tama tanah dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan diratakan.

Pembukaan Lahan

Pengolahan lahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa sisa tanaman sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan dan pengolahan tanah dengan bajak.

Pembentukan Bedengan

Setelah tanah diolah, setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.

Teknik Penanaman

Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang perlu di perhatikan agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Kedalaman lubang tanam antara: 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih.

Jarak tanam jagung disesuaikan dengan jenis bibit yang akan ditanam. Biasanya jagung ditanam dengan jarak tanam 20 cm X 100 cm ( satu biji / lubang) atau dengan jarak tanam 40 cm X 80 cm (dua biji/ lubang).

Cara Penanaman

Tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air berlebihan. Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hampir berakhir, benih jagung ini dapat ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia selama pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering, perlu diairi dahulu, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun.


Di lahan sawah irigasi, jagung biasanya ditanam pada musim kemarau. Di sawah tadah hujan, ditanam pada akhir musim hujan. Di lahan kering ditanam pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.

Pemeliharaan

Penjarangan dan Penyulaman

Kadangkala ketika menaman benih kita kurang teliti sehingga ada yang lebih dan kadang ada yang kurang. Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman, sedangkan yang dikehendaki hanya 2 atau 1, maka tanaman tersebut harus dikurangi. Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh.

Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Penyulaman hendaknya menggunakan benih dari jenis yang sama. Waktu penyulaman paling lambat dua minggu setelah tanam.

Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu (gulma). Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan sebagainya. Yang penting dalam penyiangan ini tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah. Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang, sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu juga untuk menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Caranya, tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. Untuk efisiensi tenaga biasanya pembubunan dilakukan bersama dengan penyiangan kedua yaitu setelah tanaman berumur 1 bulan.

Pemupukan

Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang cukup maka harus dilakukan pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran dosis rata-rata adalah: Urea=200 kg/ha dan NPK=300 kg/ha Adapun cara dan dosis pemupukan untuk setiap hektar:

Pemupukan dasar: 1/3 bagian pupuk Urea dan 1/2 bagian pupuk NPK diberikan saat tanam, di tugal kiri dan kanan lubang tanam sedalam 5 cm lalu ditutup tanah;

Susulan I: 1/3 bagian pupuk Urea ditambah 1/2 bagian pupuk NPK diberikan setelah tanaman berumur 30 hari, ditugal kiri dan kanan lubang tanam sedalam 10 cm lalu di tutup tanah;

Susulan II: 1/3 bagian pupuk Urea diberikan saat tanaman berumur 45 hari.

Pengairan dan Penyiraman

Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab. Pengairan berikutnya diberikan secukupnya dengan tujuan menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

Pengendalian Organisme Pengganggu

Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang dapat membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu pestisida yang dipakai untuk mengendalikan ulat. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya memperlihatkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang menyerang, sehingga perlakuan ini akan lebih efisien.

Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan; di sekitar bekas gigitan atau bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan dab bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman akan sangat membantu memutus siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai panen jagung; (2) tanaman yang terserang lalat bibit harus segera dicabut dan dimusnahkan, agar hama tidak menyebar; (3) kebersihan di sekitar areal penanaman hendaklah dijaga dan selalu diperhatikan terutama terhadap tanaman inang yang sekaligus sebagai gulma; (4) pengendalian secara kimiawi insektisida yang dapat digunakan antara lain: Furadan, regent, marshal dll.

Ulat pemotong
Gejala: tanaman jagung yang terserang biasanya terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah yang ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman jagung yang masih muda itu roboh di atas tanah. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis sp. (A. ipsilon); Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) bertanam secara serentak pada areal yang luas, bisa juga dilakukan pergiliran tanaman; (2) dengan mencari dan membunuh ulat-ulat tersebut yang biasanya terdapat di dalam tanah; (3) sebelum lahan ditanami jagung, disemprot terlebih dahulu dengan insektisida Larvin, virtako.

Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan Peronosclero spora maydis dan P. spora javanica serta P. spora philippinensis. yang akan merajalela pada suhu udara 27 derajat C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) pada tanaman berumur 2-3 minggu, daun runcing dan kecil, kaku dan pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) pada tanaman berumur 3-5 minggu, tanaman yang terserang mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dan perubahan warna ini dimulai dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman dilakukan menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas unggul; (3) dilakukan pencabutan tanaman yang terserang, kemudian dimusnahkan. (4) aplikasi benihdengan saromil

Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman hendaknya selalu dilakukan guna menekan meluasnya cendawan; (2) mekanis dengan mengatur kelembaban lahan agar kondisi lahan tidak lembab; (3) kimiawi dengan pestisida antara lain: Daconil 75 WP, Dithane.

Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan Puccinia polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa yaitu pada daun yang sudah tua terdapat titik-titik noda yang berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk yang berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini kemudian berkembang dan memanjang, kemudian akhirnya karat dapat berubah menjadi bermacam-macam bentuk. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban pada areal tanam; (2) menanam varietas unggul atau varietas yang tahan terhadap penyakit; (3) melakukan sanitasi pada areal pertanaman jagung; (4) kimiawi menggunakan pestisida seperti pada penyakit bulai dan bercak daun.

Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: pada tongkol ditandai dengan masuknya cendawan ini ke dalam biji sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus terdesak hingga pembungkus rusak dan kelenjar keluar dari pembungkus dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban areal pertanaman jagung dengan cara pengeringan dan irigasi; (2) memotong bagian tanaman kemudian dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur dengan fungisida secara merata hingga semua permukaan benih terkena.

Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas unggul, dilakukan pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) penyemprotan dengan fungisida setelah ditemukan gejala serangan.

Panen


Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis, tergantung dari tujuan panen. Seperti pada tanaman padi, tingkat kemasakan buah jagung juga dapat dibedakan dalam 4 tingkat: masak susu, masak lunak, masak tua dan masak kering/masak mati.

Ciri dan Umur Panen

Ciri jagung yang siap dipanen adalah:
a) Umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam.
b) Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga.
c) Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.

Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh. Saat itu diameter tongkol baru mencapai 1-2 cm. Jagung untuk direbus dan dibakar, dipanen ketika matang susu. Tanda-tandanya kelobot masih berwarna hijau, dan bila biji dipijit tidak terlalu keras serta akan mengeluarkan cairan putih. Jagung untuk makanan pokok (beras jagung), pakan ternak, benih, tepung dan berbagai keperluan lainnya dipanen jika sudah matang fisiologis. Tanda-tandanya: sebagian besar daun dan kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepaskan akan ada warna coklat kehitaman pada tangkainya (tempat menempelnya biji pada tongkol). Bila biji dipijit dengan kuku, tidak meninggalkan bekas.

Cara Panen

Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung. Pada lahan yang luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat mesin pemetikan.

Periode Panen

Pemetikan jagung pada waktu yang kurang tepat, kurang masak dapat menyebabkan penurunan kualitas, butir jagung menjadi keriput bahkan setelah pengeringan akan pecah, terutama bila dipipil dengan alat. Jagung untuk keperluan sayur, dapat dipetik 15 sampai dengan 21 hari setelah tanaman berbunga. Pemetikan jagung untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus, tidak harus menunggu sampai biji masak, tetapi dapat dilakukan ± 4 minggu setelah tanaman berbunga atau dapat mengambil waktu panen antara umur panen jagung sayur dan umur panen jagung masak mati.

Prakiraan Produksi

Produksi jagung di suatu negara sering mengalami pasang surut. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat perubahan areal penanaman jagung. Namun demikian dengan ditemukannya varietas-varietas unggul sebagai imbangan berkurangnya lahan, maka totalitas produksi tidak akan terlalu berubah. Irigasi dan pemupukan sangat penting untuk mendapatkan produksi yang baik. Walaupun potensi hasil cukup tinggi, cara untuk mendapatkan produksi pada tingkat optimal yang dilakukan oleh petani, baru memberikan hasil 17 ton/ha.

Pascapanen


Setelah jagung dipetik biasanya dilakukan proses lanjutan yang merupakan serangkaian pekerjaan yang berkaitan dan akhirnya produk siap disimpan atau dipasarkan.

Pengupasan

Jagung dikupas pada saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai. Pengupasan ini dilakukan untuk menjaga agar kadar air di dalam tongkol dapat diturunkan dan kelembaban di sekitar biji tidak menimbulkan kerusakan biji atau mengakibatkan tumbuhnya cendawan. Pengupasan dapat memudahkan atau memperingan pengangkutan selama proses pengeringan. Untuk jagung masak mati sebagai bahan makanan, begitu selesai dipanen, kelobot segera dikupas.

Pengeringan

Pengeringan jagung dapat dilakukan secara alami atau buatan. Secara tradisional jagung dijemur di bawah sinar matahari sehingga kadar air berkisar 9-11 %. Biasanya penjemuran memakan waktu sekitar 7-8 hari. Penjemuran dapat dilakukan di lantai, dengan alas anyaman bambu atau dengan cara diikat dan digantung.

Secara buatan dapat dilakukan dengan mesin pengering untuk menghemat tenaga manusia, terutama pada musim hujan. Terdapat berbagai cara pengeringan buatan, tetapi prinsipnya sama yaitu untuk mengurangi kadar air di dalam biji dengan panas pengeringan sekitar 38-43 derajat C, sehingga kadar air turun menjadi 12-13 %. Mesin pengering dapat digunakan setiap saat dan dapat dilakukan pengaturan suhu sesuai dengan kadar air biji jagung yang diinginkan.

Pemipilan

Setelah dijemur sampai kering jagung dipipil. Pemipilan dapat menggunakan tangan atau alat pemipil jagung bila jumlah produksi cukup besar. Pada dasarnya "memipil" jagung hampir sama dengan proses perontokan gabah, yaitu memisahkan biji-biji dari tempat pelekatan. Jagung melekat pada tongkolnya, maka antara biji dan tongkol perlu dipisahkan.

Penyortiran dan Penggolongan

Setelah jagung terlepas dari tongkol, biji-biji jagung harus dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki, sehinggga tidak menurunkan kualitas jagung. Yang perlu dipisahkan dan dibuang antara lain sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, kotoran selama petik ataupun pada waktu pengumpilan. Tindakan ini sangat bermanfaat untuk menghindari atau menekan serangan jamur dan hama selama dalam penyimpanan. Disamping itu juga dapat memperbaiki peredaran udara.

Untuk pemisahan biji yang akan digunakan sebagai benih terutama untuk penanaman dengan mesin penanam, biasanya membutuhkan keseragaman bentuk dan ukuran buntirnya. Maka pemisahan ini sangat penting untuk menambah efisiensi penanaman dengan mesin. Ada berbagai cara membersihkan atau memisahan jagung dari campuran kotoran. Tetapi pemisahan dengan cara ditampi seperti pada proses pembersihan padi, akan mendapatkan hasil yang baik.